Tips Cara Membuat Layout Buku agar Enak Dibaca

Proses pracetak menjadi hal yang penting dalam proses penerbitan sebuah buku, baik dalam bentuk cetak (print) maupun digital (eBook). Proses layouting atau tata letak bisa menjadi salah satu faktor penentu apakah sebuah buku enak (readible) untuk dibaca atau tidak. Nah,

Hasil layout buku profesional berkaitan erat dengan kualitas buku ketika dicetak. Setiap orang pasti pernah membaca buku, entah itu buku pelajaran, buku novel, maupun gener buku lainnya. Yah, membaca memang menjadi jendela bagi kita untuk melihat cakrawala dunia.

Dalam membuat layout buku, ada beberapa tahap yang mesti diperhatikan. Mulai dari pemilihan jenis font (font type), pengaturan besar kecil font (font size), pengaturan jarak antar kata (word spacing), maupun jarak antar baris (leading). Hal ini tentu sudah menjadi semacam ‘budaya’ bagi mereka yang terbiasa memberikan layanan jasa layout buku, baik secara freelance maupun yang tergabung dalam sebuah agensi desain grafis atau penerbitan.

Setiap orang pasti pernah membaca buku. Entah itu buku anak, buku pelajaran, buku novel dan beragam buku lainnya. Sebuah buku sebelum hadir ke tangan konseumen tentu melalui beberapa proses terlebih dahulu. Berawal dari ide penulis dalam menuliskan ide-idenya yang kemudian beralih ke pihak penerbitan untuk diterbitkan. Di penerbitan sendiri, sebuah naskah yang masuk akan melalui serangkaian proses sebelum digandakan pada mesin cetak. Mulai dari editing naskah, penataan halaman buku atau yang dikenal dengan dengan proses layout buku, pembuatan film atau paper plate hingga masuk ke dapur percetakan.

Oleh sebab itu, tugas pokok dari setiap pihak yang memberikan layanan jasa layout buku adalah bagaimana menghadirkan sebuah isi buku yang akan mudah dibaca oleh pembaca. Hal ini tentu tidak lepas dari keahlian seorang penata letak atau layouter dalam menggunakan elemen tipografi yang idel. Nah untuk itulah, pada artikel ini, penulis ingin memberikan ulasan mengenai beberapa tips dalam membuat layout buku profesional.

Tips membuat layout buku profesional

  1. Gunakan aplikasi layout buku standar

Jika anda berencana untuk menerbitkan buku sendiri anda dapat menggunakan softawe adobe Indesign sebagai aplikasi layout buku standar. Program Adobe Indesign memang menjadi aplikasi standar penerbitan dalam membuat layout buku profesional. Paling tidak anda harus mulai belajar bagaimana bekerja dengan Adobe Indesign. Mulai dari membuat dokumen baru, menggunakan fungsi paragraph style dan berbagai fitur lainnya. Hal ini mungkin akan sedikit memakan waktu. Namun jika anda ingin lebih menghemat waktu anda dapat memakai jasa layout buku profesional yang telah lama berkecimpung di dalam pembuatan layout buku. Dalam hal ini, penulis juga menawarkan jasa layout buku murah dengan hasil profesional.

  1. Kenali jenis font yang digunakan dalam layout buku.

Tips membuat layout buku yang kedua berkaitan dengan pemiliihan jenis font. Setiap jenis font memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi penggunaan maupun penampilannya. Sebagai contoh font berjenis serif seringkali digunakan pada buku bertema roman, seperti buku novel dan juga buku-buku hasil penelitian ilmiah. Sementara font berjenis sans serif biasa digunakan pada buku-buku dengan pembahasan tema ringan, semisal buku how to dan buku masakan. Di samping itu, setiap jenis font akan menampilkan teks dalam ‘rasa’ visual yang berbeda. Font Garamond misalnya, ia memiliki struktur yang lebih ringan namun elegan.

  1. Pilihlah font yang sesuai dengan tema isi buku.

Keselarasan jenis font dengan konten buku menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam membuat layout buku profesional. Sebagai contoh, untuk layout buku anak misalnya, anda dapat menggunakan font berjenis sans-serif untuk menampilkan kesan santai dan tidak kaku.

  1. Perhatikan jarak antar baris pada satu paragraf (leading).

Pernahkah anda merasa kesulitan dalam menelusuri teks pada sebuah buku? Bisa jadi kesulitan yang anda rasakan ketika membaca sebuah buku disebabkan karena jarak antar baris terlalu sempit atau bahkan terlalu renggang. Jarak teks antar baris atau seringkali disebut leading adalah ruang kosong yang menjadi jeda di antara baris teks dalam satu paragraf. Jarak yang terlalu sempit akan membuat susunan teks menjadi saling membaur sehingga sulit untuk dikenali. Demikian juga dengan jarak leading yang terlalu lebar, hal ini akan membuat jeda terlalu jauh bagi penglihatan dalam menemukan sambungan teks pada baris berikutnya. Jadi pada intinya, berikanlah jarak yang ideal agar pembaca mudah menelusuri setiap untaian kata yang ada pada sebuah buku.

  1. Berikan Ukuran Font yang Ideal.

Idealnya ukuran font untuk body teks / paragraf tidak melebihi ukuran 12 pt. Ukuran font dalam layout buku harus disesuaikan dengan ukuran buku itu sendiri. Misalnya ukuran 10,5 pt sudah ideal sebagai ukuran font untuk buku novel yang berukutan 13,5 x 19 cm. Di samping itu, ukuran font juga sangat erat kaitannya dengan karakteristik jenis font itu sendiri. Font Garamond dengan ukuran 11 pt masih terlihat lebih kecil jika diabndingkan dengan font ITC New Baskerville dengan ukuran yang sama.

  1. Perhatikan setiap bab, dan sub judul.

Setiap buku sudah pasti terdiri dari beberapa bab dan sub bab atau sub judul. Dalam setiap layout buku, antara bab, sub bab, dan body text atau isi buku harus terlihat kontras. Artinya pembaca dapat dengan mudah dalam mengenali bagian judul dan sub judul. Caranya adalah dengan menggunakan font style atau gaya huruf yang berbeda dengan yang digunakan pada body text. Di samping itu, kita juga dapat sedikit menambahkan area kosong atau white space antara sub judul dengan bagian isi. Dengan demikian, pembaca akan memiliki jeda yang cukup untuk beralih ke bagian berikutnya.

  1. Perhatikan setiap detail elemen pada layout buku.

Hal ini menjadi bagian yang begitu penting dalam membuat layout buku profesional. Bagian-bagian penting dalam layout isi buku jangan sampai terlewat sedikitpun. Misalnya adalah penomoran halaman (page number), pemberian header atau footer, dan lain sebagainya.

  1. Berikan Ornamen seperlunya.

Memberikan ornament pada bagian tertentu dari sebuah buku dapat menghapus kesan monoton pada layout buku yang kita buat. Kita dapat menambahkan elemen tertentu pada pergantian Bab di sebuah buku, semisal garis horizontal, hiasan vector dan lain sebagainya. Tentu saja kita harus menghindari pengggunaan ornament yang terlalu sering, sebab hal ini akan akan memberikan kesan yang kurang enak pada mata pembaca.

  1. Berikan Ruang Kosong (White Space) yang Cukup

White space atau ruang kosong adalah area kosong di antara unsur-unsur desain pada sebuah halaman / canvas. Misalnya space / jarak antara heading dengan paragraph pertama, space antar gambar, dan lain sebagainya. White space tidak melulu hadir dengan warna putih, ia bisa merupakan sebuah ruang dengan warna lain seperti merah, kuning, biru dan lain sebagainya. Sebab sejatinya white space adalah ruang yang sengaja dibiarkan kosong atau tidak terisi oleh sesuatu.

Penggunaan white space dalam sebuah layout buku profesional akan meningkatan aspek readability dan legibility. Dengan demikian, ketika buku sampai di tangan pembaca, para pembaca akan mudah membacanya. Di samping itu, white space juga akan menjadikan struktur informasi yang terkandung pada sebuah buku menjadi lebih terorganisir.

Dengan melakukan beberapa tips membuat layout buku tersebut, diharapkan anda dapat membuat desain layout buku sendiri. Namun jika anda ingin berhemat waktu, anda dapat memakai jasa layout buku profesional yang kami tawarkan. Anda dapat menghubungi kami pada nomor kontak yang tersedia di halaman website ini.

Scroll to Top